Sunday, November 15, 2009

SEJARAH PERADABAN ISLAM Invasi-Invasi Mongol OLEH RAHMAT SALEH

PEMBUKAAN
Sesungguhnya invasi pasukan Mongol terhadap wilayah-wilayah Islam adalah tragedi besar yang tidak ada tandinggannya sebelum ini dan sesudahnya. Kendati sebelumnya didahului perang Salib, sesungguhnya perang Salib tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan invasi pasukan Mongol. Betapapun banyaknya jumlah korban perang dari kaum muslimin pada keseluruhan perang salib, sesungguhnya itu masih relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah korban perang dari kalangan kaum muslimin pada satu perang diantara sekian banyaknya perang yang dilancarkan pasukan Mongol secara brutal dan sadis tersebut. Kaum muslimin mengalami kerugian yang tidak terhitung akibat kolonialisme modern, namun penghancuran oleh pasukan Mongol terhadap satu kota saja Bagdad misalnya.
Barangkali manusia tidak pernah melihat pembantaian, pembunuhan dan penghancuran yang sadis dan kejam dalam sejarahnya. Dajjal saja tidak membunuh pengikutnya dan hanya, membunuh penentangnya. Sedangkan mereka bangsa Mongol tersebut tidak menyisakan seorang pun, semuanya dibabat habis. Tidak ada pengecualian antara laki-laki, wanita dan ank-anak. Mereka belah perut wanita-wanita hamil kemidian membunuh bayi-bayinya.
Invasi pasukan Mongol berimbas pada perubahan sosial, moralitas dan politik terhadap negeri-negeri Islam. Sebagaimana invasi pasukan Mongol mengakibatkan dampak negatif dalam masyarakat Islam, disamping itu juga mengakibatkan dampak positif bagi ummat Islam, yaitu membangun perasaan kaum muslimin terhadap pentingnya persatuan membuang jauh-jauh perpecahan.
Jikalau ditelusuri historisnya, umat Islam pada waktu itu tersebar dimana-mana dari Jazirah Arab sampai eropa dibawah naungan Negara-negara Islamiyah, yang sudah barang tentu sistem pemerintahannya sudah mulai mendekati ideal, disamping itu pula, peradaban dan ilmu pengetahuan mulai berkembang pesat, ini menandakan bahwa pada waktu itu ilmuan dan cendikiawan musli mulai banyak seperti Ibnu Taimiah. Akan tetapi ironis sekali bila mana Negara Islam tatkala itu dikikis habis oleh negara Mongol, bagaikan debu yang ada diatas batu yang licin dan diterpa angin yang kencang. Atas dasar pertimbangan itulah penulis akan mencoba menguak dan menelusuri sebab musabab keberhasilan Mongol mengusasai Islam dan termasuk menghancurkan Bagdad. Sebagai sentral umat Islam pada waktu itu, disamping itu pula, penulis akan menggali sejarah sebab hancurnya Negara-negara Islam.

Pokok bahasan dalam makalah yang berjudul invasi-invasi Mongol :
1. Latar belakang bangsa Mongol
2. Agama
3. Sejarah Perkembangannya
4. Serangan-serangan Jengis Khan
5. Dampak positif dan negative atas invasi Mongol



















PEMBAHASAN

1. Latar belakang bangsa Mongol
Asal mula bangsa Mongol adalah dari masyatakat hutan yang mendiami Siberia dan Mongol luar di sekitar danau pegunungan Altani tepatnya dibagian barat Laut Cina. Sebenarnya mereka itu bukanlah suku Nomad yang berpindah-pindah dari satu stepa yang lain, walaupun menaklukkan banyak stepa dengan ketangkasannya menunggang kuda. Pemimpin bangsa mongol di sebut Khan. Khan bangsa Mongol yang pertama yang diketahui dalam sejarah adalah Yesugei (w. 1175). Ia adalah ayah Jengis. Jengis aslinya bernama Temujin, seorang pandai besi yang mencuat namanya karena perselisihan yang dimenangkannya melawan Ong Khan atau Togril, seorang kepala suku Kereyt. Jengis adalah gelar bagi temujin yang diberikan kepadanya oleh sidang kepala-kepala suku Mongol yang mengangkatnya sebagai pemimpin tertinggi bangsa itu pada tahun 1206, yang artinya penguasa Alam Semesta. Perlu diketahui juga bahwa bangsa Mongol adalah bangsa pemberani dan tegar dalam berperang.

2. Agama Bangsa Mongol
Bangsa Mongol tidak memeluk salah satu agama samawi dari ketiga agama Samawi. Padahal mereka hidup dan berinteraksi dengan pengikut agama Yahudi, Kristen dan Islam.1 Jengis Khan juga menyempurnakan moral masyarakatnya dengan undang-undang yang dibatnya, yaitu Ilyasa atau Yasaq.2 Disamping itu juga, Jengis Khan juga mengatur kehidupan beragama dengan tidak boleh merugikan antara satu pemeluk agama dengan yang lainnya. Sebagai konswekwensinya, rakyat Mongol harus menghormati rajanya, ia juga mendirikan pos untuk mengetahui berita tentang kerajaannya, ia melarang penyerbuan terhadap agama.
__________________
1 Kepercayaan keagamaan orang-orang Mongol dan praktek ritual ibadahnya adalah mengikuti faham Shamanism, yaitu menyembah matahari dan bersujud kepadanya ketika terbit, dan diantara syariatnya adalah tidak mengharamkan apapun kepada pengikutnya untuk makan hewan apa saja yang mereka temui meskipun sudah menjadi bangkai. Adapun agama-agama samawi yang sampai di tengah-tengah mereka karena factor invasi bangsa Mongol itu sendiri, misalnya adama Islam pengaruh dari Persia dan daerah-daerah Golden Holde, agama budha pengaruh dari Tibet dan Persia dan agama Kristen dating dari eropa. Lihat : David Morgan, The Mongols(Cambridge : Black Well, 1986), 40-41.
2 Diantara ajaran yang terdapat dalam kitab Ilyasa adalah 1. Barangsiapa yang melakukan hubungan di luar nikah, maka harus dibunuh, baik yang sudah pernah menikah ataupun belum. 2. Barangsiapa yang melakukan hubungan seksual akan dibunuh. 3. Barangsiapa yang berdusta dengan sengaja, maka dibunuh. 4. Barangsiapa yang menyihir, maka akan dibunuh. 5. Barang siapa yang buang air kecil di air yang tidak bergerak, maka akan dibunuh. 6. dan lain-lain. Lihat Ibnu Al-Kamil Fi at-Tarikh (Beirut : Dar al-Fikr, 1986), jilid XII. 360
3. Perkembangan Bangsa Mongol
Bangsa yang dipimpinnya itu meluaskan wilayahnya ke Tibet (Cina Barat Laut), dan Cina, 1213, serta dapat menaklukkan Beijing tahun 1215. Ia menundukkan Turkistan tahun 1218 yang berbatasan dengan wilayah Islam, yakni Khawarazam Syah. Invasi gubernur Khawarazam membunuh utusan Jengis yang disertai oleh Saudagar Islam. Peristiwa tersebut menyebabkan Mongol menyerbu wilayah Islam, dan dapat menaklukkan Transoxania yang merupakan wilayah Khawarazam 1219-1220, padahal sebelumnya mereka hidup berdampingan secara damai satu sama lain. Kota Bukhara di Samarkand yang didalamnya terdapat makam Imam Bukhari, salah seorang perawi hadis yang termasyur, dihancurkan, Balk, dan kota-kota lain yang memiliki peradaban Islam yang tinggi, di Asia Tengah juga tidak luput dari penghancuran. Jalaluddin, penguasa Khawarazam yang berusaha meminta bantuan pada Khalifah Abbasiyah di Bagdad, menghindarkan diri dari serbuan Mongol, ia diburu oleh musuhnya hingga ke India 1221, yang akhirnya ia lari ke barat. Toluy, salah seorang anak Jengis, di utus ke Khurasan sementara anaknya yang lain, yaitu Jochi dan Chaghatay bergerak untuk merebut wilayah sungai Sir Darya bawah dan Khawarazam.
Wilayah kekuasaan Jengis Khan yang luas dibagi untuk empat orang putranya sebelum ia meninggal dunia tahun 624/1227.3 Pertama ialah Jochi, anak yang sulung mendapat wilayah Siberia bagian barat dan stepa Qipchaq yang membentang hingga Rusia Selatan, didalamnya terdapat Khawarazam. Namun ia meninggal dunia sebelum ayahnya wafat, dan wilayah warisannya itu diberikan kepada anak Jochi yang bernama Batu atau Orda. Batu mendirikan orde (kelompok) biru di Rusia Selatan sebagai dasar berkembangnya Orde Putih di Siberia Barat. Kedua kelompok itu bergabung dalam abad ke 14 yang kemudian muncul sebagai Khanan yang bermacam ragamnya di Rusia, Tiumen, Bukhara, dan Khiva. Syaibaniyah atau Ozbeg, salah satu cabang keturunan Jochi berkuasa di Khawarazam dan Transoxania dalam abad ke 15 dan 16.
______________
3 Tujuan pembagian wilayah imperium tersebut sebenarnya adalah untuk menciptakan administrasi yang kokoh, akan tetapi yang terjadi sebaliknya, yaitu merangsang sejumlah peertempuran untuk merebutkan kekuasaan di kalangan keturunan Jengis Khan, yaitu merrebutkan warisan ayahnya.

Kedua adalah Chagutai, mendapat wilayah berbentang ke timur, sejak dari Transoxania hingga Turkistan Timur atau Turkistan Cina. Cabang Barat dari keturunan Chagutai yang bermukim di Transoxania segera masuk ke dalam lingkungan pengaruh Islam, namun akhirnya dikalahkan oleh kekuasaan Timur Lenk. Sedangkan cabang timur dari keturunan Chagutai berkembang di Semerechye, Ili, T’ien Syan di Tamrin. Mereka lebih tahan dari pengaruh Islam, tetapi akhirnya mereka ikut membantu menyebarkan Islam di wilayah Turkistan Cina dan bertahan disana hingga abad ke XVII.
Ketiga bernama Ogudai, adalah putra Jengis Khan yang terpilih oleh dewan pimpinan Mongol untuk menggantikan ayahnya sebagai Khan agung yang mempunyai wilayah di Pamirs dan Tien Syan.
Keempat ialah Tuli, si bungsu mendapat bagian wilayah Mongolia sendiri. Anak-anaknya, yakni Mongke dan Qubulay menggantikan Oguday sebagai Khan yang agung. Qobulay menaklukkan Cina dan berkuasa disana yang dikenal sebagi dinasti Yuan yang memerintah hingga abad ke-XIV, yang kemudian digantikan dengan dinasti Ming. Adalah Hulako Khan,4 saudara Mongke Khan dan Qobulay Khan, yang menyerang wilayah-wilayah Islam sampai ke Bagdad.

4. Invasi-Invasi Mongol
Wilayah kultur Arab menjadi jajahan Mongol setelah Bagdad ditaklukkan oleh Hulako Khan, 1258. Ia membentuk kerajaan Il Khaniyah yang berpusat di Tabris dan Maragha. Ia dipercaya oleh saudaranya, Mongke Khan untuk mengembalikan wilayah-wilayah Mongol di Asia Barat yang telah lepas dari kekuasaan Mongol setelah kematian Jengis. Ia berangkat dengan disertai pasukan yang besar untuk manunaikan tugas itu tahun 1253 dari Mongolia. Atas kepercayaan saudaranya itu Hulako Khan dapat menguasai wilayah yang luas seperti Persia, Irak, Caucasus dan Asia Kecil sebelum menundukkan Bagdad, ia telah menguasai pusat gerakan Syi’ah Isma’iliyah di Persia utara, tahun 1256.
__________________
4 Hulako khan dilahirkan semasa hidup Jengis Khan tepatnya sepuluh tahun sebelum kematian Jengis Khan tahun 614 H/ 1217 M. Nasab keturunannya sebagaimana dikatakan oleh sejarawan adalah Hulako Khan bin Tuli Khan bin Jengis Khan. Ibnu Katsir mengatakan : Hulako Khan adalah Raja Mongol bin Raja Mongol. Ia adalah anak dari raja-raja mereka. Hulako Khan adaah raja yang dictator, sadis dan tidak bermoral. Ia bantai kaum muslimin di timur dan barat dalam jumlah yang besar dan hanya Allah yang tahu berapa jumlahnya, dan dia tidak menganut agama apapun. Lihat : Al-Bidayah wa an-Nihayah, jilid XIII, 248.
Jatuhnya ibu kota Abbasiyah yang didirikan oleh Khalifah kedua, Al-Mansyur itu, berkaitan erat sekali dengan seseorang yang bernama Ibnu Al-Qami’. Ia berhasil untuk merayu pasukan Mongol untuk menyerang Bagdad. Pada awal tahun 656 H/ 1258 M, Hulako Khan mengirimkan pasukan ke Bagdad dibawah pimpinan dua Amirnya sebagai pasukan awal sebelum kedatangannya, kemudian pada tanggal 12 Muharram pada tahun yang sama, pasukan yang berkekuatan dua ratus ribu personel dan dipimpin langsung oleh Hulako Khan tiba di Bagdad. Mereka mengepung Bagdad dari dua arah, barat dan timur, pada akhirnya di adakan perjanjian antara Hulako dan Mu’tashim. Mu’tashim dikawal tujuh ratus dari kalangan hakim dan, fuqoha’, orang-orang sufi dan pejabat Negara. Pada akhirnya mereka semua di bunuh oleh Hulako Khan tidak tersisa sama sekali, hal ini atas permintaan Ibnu Al-Qami’5 dan Nashiruddin At-Thutsi. Demikian juga membunuh sebagian besar keluarga khalifah dan penduduk yang tak bedosa. Akibat pembunuhan dan perusakan kota itu timbullah wabah penyakit lantaran mayat-mayat yang bergelimpangan belum sempat di kebumikan. Hulako mengenakan gelar Il Khan dan menguasai wilayah lebih luas lagi hingga ke Syiria utara seperti kota Aleppo, Hama dan Harim.
Selanjutnya Ia ingin merebut Mesir, tetapi malang, pasukan mamluk rupanya lebih kuat dan lebih cerdik sehingga pasukan Mongol dapat dipukul di ‘Ain Jalut, Palestina, tahun 1260 sehingga mengurungkan niatnya melangkahi Mesir. Ia sangat tertarik pada bangunan dan arsitektur yang indah dan filsafat.
Hulako yang memerintah hingga tahun 1265 digantikan oleh anaknya, Abaqa, 1265-1282. Ia sangat menaruh perhatian kepada umat Kristen karena pengaruh janda ayahnya yang beragama Kristen Neustorian6, yakni Doqus Khatun. Orang-orang Mongol Il Khaniyah ini bersekutu dengan orang-orang salib, penguasa Kristen eropa, Armenia cilicia untuk melawan Mamluk dan keturunan-keturunan saudaranya sendiri dari dinasti horde keemasan (golden horde) yang telah bersekutu dengan Mamluk, penguasa muslim yang berpusat di mesir.

5 Ia adalah seorang perdana menteri yang beraliran Syi’ah Rafadh. Pada tahun 642 H/1244 M, khalifah dinasti Fathimiyyah, Mu’tashim Billah mengangkat perdana menteri dari aliran Syi’ah Rafadh. Perdana menteri ini sangat berambisi untuk merampas tahta khalifah dari tangan Abbasyyiah kemudian diserahkan kepada dinasti Fathimiyyah, dan kesempatan emas dia peroleh tatkala pasukan Mongol menyerbu wilayah-wilayah Islam.
6 Kristen Nestorian adalah sekte Kristen pengikut Nestor yang bijaksana, tetapi dalam komentarnya Ahmad Fahmi editor al-Milal wa an-Nihal menyatakan bahwa ada pendapat yang menyebut tentang penisbatan nama Nestorian kepada Nestorius, yaitu seorang pendeta di Constatinopel yang menyatakan Mariyam tidak melahirkan Tuhan, akan tetapi melahirkan manusia, akan tetapi kehendaknya sama dengan Tuhan, sedangkan zatnya berbeda. Sekte ini berada di Persia, Iraq, Jazirah Arab.
Dinasti Il Khaniyyah lama kelamaan renggang hubungannya dengan saudara-saudaranya di timur, terutama setelah meninggalnya Qubulay khan tahun 1294. Bahkan mereka yang menguasai barat sampai Bagdad itu karena tekanan kultur Persia yang Islam, berbondong-bondong memeluk agama Islam seperti Ghazan Khan dan keturunannya. Penguasa Il khanniyah terakhir ialah Abu Sa’id. Ia berdamai dengan Mamluk tahun 1323 M, yang mengakhiri permusuhan kedua kekuasaan itu untuk merebut Syiria. Perselisihan dalam tubuh Il Khaniyah sendiri menyebabkan terpecahnya kerajaan menjadi dinasti kecil-kecil yang bersifat lokal. Mereka hanya dapat dipersatukan kembali pada masa Timur Lenk yang berbentuk dinasti Timurriyah yang berpusat di Samarkand.
Sebagian wilayah Il Khaniyyah yang yang berada yang berada di kawasan Arab seperti Iraq, Kurdistan dan Azebaijan, diwarisi oleh dinasti Jalayiriyah. Jalayiriyah adalah suku Mongol yang mengikuti Hulako ketika menaklukkan negeri-negeri Islam. Dinasti ini didirikan oleh Hasan Kuchuk (kecil) dari dinasti Chupaniyah, musuh bebuyutannya yang memerintah sebagai gubernur di Anatolia di bawah sultan Abu Sa’id, penguasa terakhir dinasti Il Khaniyah, dan memusatkan kekuatannya di Bagdad. Dimasa Uways, pengganti Hasan Agung, Jalaliriyyah baru memiliki kedaulatan secara penuh. Ia dapat menundukkan Azerbaizan, namun mendapat perlawanan dari dinasti Muzaffariyah din Khan-Khan horde keemasan. Mereka akhirnya dikalahkan oleh Qara Qoyunlu.
Dari sini dapat dilihat, bahwa kultur Islam yang ada dikawasan budaya Arab seperti Iraq dan Syiria serta sebagian Persia sebelah barat, walaupun secara politis dapat ditaklukkan oleh Mongol, tetapi akhirnya Mongol sendiri terserap kedalam budaya Islam. Dapatkah kiranya disimpulkan bahwa akar budaya Islam dikawasan budaya Arab di pemerintahan bukan hanya dynasti berbangsa Arab saja tetapi siapa yang kuat akan memerintah wilayah tersebut. Dinasti-dinasti silih berganti menguasai wilayah itu dan yang langgeng ialah kekuasaan dari bangsa arab sendiri, baik pada masa klasik maupun masa modern ini.7

_______________
7 Nourouzzaman Shiddiq, H., H., Dr., pengantar Sejarah Muslim, ( yogyakarta : mentari masa yogyakarta, cetakan ke II, 1989), hal. 74


5. Dampak Kekuasaan Mongol
Apa dampak positive maupun negative kekuasaan mongol terhadap wilayah islam yang ditundukkannya ?. Dampak negative tentu lebih banyak dibandingkan dampak positifnya. Kehancuran tampak jelas dimana-mana dari serangan mongol sejak dari wilayah timur hingga kebarat.
Kehancuran kota-kota dengan bangunan yang indah-indah dan perpustakaan-perpustakaan yang mengoleksi banyak buku memperburuk situasi ummat islam. Pembunuhan terhadap umat Islam terjadi, bukan hanya pada masa Hulako saja yang membunuh khalifah Abbasiyah dan keluarganya, tetapi pembunuhan dilakukan juga terhadap umat Islam yang tidak berdosa. Seperti yang dilakukan oleh Argun Khan ke 4 pada masa dinasti Il Khaniyah terhadap Takudar sebagai Khan ketiga yang dihukum bunuh karena masuk Islam, Argun Syamsuddin, seorang administrator dari keluarga Juwaini yang tersohor di hukum mati tahun 1284, Syamsuddin penggantinya juga dibunuh tahun 1289, dan Sa’id ad-Daulah yang orang Yahudi itu dihukum mati pula pada tahun 1289.
Bangsa mongol yang asal mulanya memeluk agama nenek moyang mereka, lalu beralih memeluk agama Buddha, rupanya bersimpati kepada orang-orang Kristen yang bangkit kembali pada masa itu dan menghalang-halangi dakwah Islam di kalangan mongol, yang lebih fatal lagi adalah hancurnya Bagdad sebagai pusat dinasti Abbasiyah yang di dalamnya terdapat berbagai macam tempat belajar dengan fasilitas perpustakaan, hilang lenyap dibakar oleh Hulako. Suatu kerugian besar bagi khazanah ilmu pengetahuan yang dampaknya masih dirasakan hingga kini.
Ada pula dampak positif dengan berkuasanya dinasti Mongol ini setelah para pemimpinnya memeluk agama Islam. Mengapa mereka dapat menerima dan masuk agama Islam? Antara lain adalah disebabkan karena mereka berasimilasi dan bergaul dengan masyarakat Muslim dalam jangka panjang, seperti yang dilakukan Gazhar Khan (1295-1304) yang menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan, walaupun ia pada mulanya beagama Buddha. Rupanya ia telah mempelajari ajaran agama-agama sebelum menetapkan keislamannya, dan yang lebih mendorongnya masuk islam adalah karena pengaruh seorang menterinya, Rasyiduddin yang terpelajar dan ahli sejarah yang terkemuka yang selalu berdialog dengannya, dan Nawruz, seorang Gubernurnya untuk berapa provinsi Syiria. Ia menyuruh kaum Kristen dan Yahudi untuk membayar Jizrah, dan memerintahkan mencetak uang yang bercirikan Islam, melarang riba’, dan menyuruuh para pemimpinnya menggunakan sorban. Ia gemar pada seni dan ilmu pengetahuan, menguasai beberapa bahasa seperti Mongol, Arab, Persia, Cina, Tibet dan Latin. Ia mati muda ketika berumur 32 tahun, karena tekanan batin yang berat sehingga ia sakit. Yang menyebabkan kematiannya itu ketika pasukannya kalah di Syiria dan munculnya sebuah komplotan yang berusaha untuk menggusurnya dari kekuasaannya. Sepeninggal Gazan digantikan oleh Uljaitu Khuda Banda (1305-1316) yang memberlakukan aliran Syi’ah sebagai hukum resmi kerajaannya. Ia mendirikan ibu kota baru yang bernama Sultaniyyah dekat Qazwain yang dibangun dengan arsitektur khas Il Khaniyyah. Banyak koloni dagang Italia terdapat di Tabriz, dan Il Khaniyyah menjadi pusat pedagangan yang menghubungkan antara dunia Barat dan India serta timur jauh. Namun perselisihan dalam keluarga dinasti Il Khaniyyah menyebbkan runtuhnya kekuasaan mereka.


















KESIMPULAN

Sesungguhnya invasi Mongol terhadap Negara-negara Islam adalah tragedi besar yang tidak ada tandingannya sebelum dan sesudahnya kendati sebelumnya didahului perang Salib, apalagi melihat peristiwa hancurnya ibu kota dinasti Abbasiyah yaitu Bagdad.
Dari sini penulis menyimpulkan beberapa faktor hancurnya wilayah-wilayah Islam yang termasuk didalamnya adalah Bagdad, diantaranya adalah :
1. Terjadinya perpecahan dan konflik internal kaum muslimin
2. Setiap amir atau khalifah hanya perhatian kepada wilayahnya saja, tanpa beban ketika ada suatu wilayah Islam lainnya jatuh ke tangan musuh.
3. Kurang professional dalam mengangkat pejabat Negara, terutama dalam bidang politik dan militer.
4. Kurangnya jiwa revolusioner di kalangan Islam, mereka banyak terjun di dunia sufi, fiqih, dan teologi.

Demikian yang dapat kami ungkapkan tentang invasi Mongol, mudah-mudahan dapat memicu kita sebagai ummat Islam untuk mempertahankan agama kita.














BIBLIOGRAPHY

Ali Mufrodi, Dr, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Ciputat : Logos Wacana Ilmu, 1997)
Badri Yatim, Dr., Sejarah Peradapan Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000)
David Morgan, The Mongols ( Cambridge : Black Well, 1986)
Ibnu Katsir, Al-Bidayah Wa an-Nihayah (Beirut : Dar al-Fikr, 1983)
www.scribd.com/sejarahmongol

No comments:

Post a Comment